Mammoth adalah hewan prasejarah yang hidup di era Pleistosen, sekitar 400.000 hingga 4.000 tahun lalu. Hewan yang mirip dengan gajah ini menjadi salah satu spesies besar yang mengalami kepunahan misterius di penghujung Zaman Es. Kepunahan mammoth menarik perhatian para ilmuwan, dan hingga kini berbagai teori terus bermunculan tentang alasan mereka hilang dari muka bumi.
1. Perubahan Iklim: Penurunan Suhu dan Hilangnya Habitat
Mammoth hidup di wilayah yang luas dari Amerika Utara, Eropa, hingga Asia. Ketika suhu global naik setelah Zaman Es, ekosistem yang mereka huni berubah drastis. Padang rumput yang luas, tempat mereka memperoleh makanan, berganti dengan hutan dan lahan yang kurang subur bagi spesies besar seperti mammoth. Tanpa habitat yang sesuai dan ketersediaan makanan yang mencukupi, populasi mammoth mengalami penurunan drastis.
2. Perburuan oleh Manusia Prasejarah
Selain perubahan iklim, kehadiran manusia turut berkontribusi pada kepunahan mammoth. Bukti fosil menunjukkan bahwa manusia prasejarah sering berburu mammoth untuk diambil daging, kulit, dan gadingnya. Perburuan besar-besaran ini bisa saja mempercepat kepunahan mammoth, terutama karena mammoth berkembang biak relatif lambat dibandingkan hewan kecil lainnya. Dengan populasi yang semakin menurun akibat perburuan, mammoth pun makin terancam.
3. Penyakit yang Belum Diketahui
Salah satu teori yang berkembang adalah kemungkinan adanya wabah penyakit yang mempengaruhi populasi mammoth. Perubahan iklim dan interaksi dengan manusia dapat memperkenalkan penyakit baru yang memengaruhi mammoth. Teori ini masih terus diteliti, tetapi ada kemungkinan bahwa penyakit menular berperan dalam penurunan populasi spesies ini.
4. Kepunahan Selektif: Kehidupan Terakhir di Pulau Wrangel
Mammoth berbulu terakhir yang diketahui bertahan hidup ada di Pulau Wrangel, sebuah pulau terpencil di Samudera Arktik, hingga sekitar 4.000 tahun yang lalu. Isolasi ini memungkinkan mammoth bertahan lebih lama di wilayah tersebut, namun faktor genetik dan kelangkaan sumber makanan bisa menjadi penyebab akhir dari spesies ini di pulau itu. Studi terbaru menunjukkan bahwa mammoth di Pulau Wrangel menunjukkan tanda-tanda mutasi genetik yang memengaruhi kesehatan mereka, membuat mereka rentan terhadap kepunahan lokal.
5. Kembali ke Kehidupan: Proyek “De-extinction” Mammoth
Kemajuan genetika modern telah membuka kemungkinan untuk menghidupkan kembali mammoth. Ilmuwan sedang meneliti kemungkinan merekayasa kembali DNA mammoth menggunakan gajah Asia, kerabat terdekat mereka, sebagai induk. Ide ini bertujuan untuk menciptakan kembali mammoth dan memulihkan padang rumput tundra yang dulu mereka huni, namun proyek ini masih dalam tahap awal penelitian dan menuai kontroversi.
Penutup: Kepunahan yang Membawa Pelajaran
Kepunahan mammoth adalah peringatan tentang dampak perubahan lingkungan dan aktivitas manusia terhadap keberlanjutan spesies. Sampai saat ini, mammoth masih menjadi salah satu simbol ikonik dari keanekaragaman kehidupan yang pernah ada di bumi. Kehadiran mereka di masa lalu menginspirasi manusia untuk menjaga keseimbangan alam agar tidak mengulangi sejarah kepunahan yang tragis.